Beberapa orang menilai bahwa multitasking adalah kelebihan yang justru dikejar dalam dunia kerja atau profesional. Di sisi lain, sebagian orang lain justru percaya bahwa multitasking justru menurunkan produktivitas. Lantas mana yang benar?
Seiring berkembangnya zaman, perusahaan seakan dituntut untuk dapat bergerak cepat guna menjadi yang terdepan. Itulah sebabnya tak sedikit perusahaan yang mencari karyawan dengan kemampuan multitasking
Secara umum, multitasking memang menyebabkan seseorang tidak fokus pada suatu hal secara khusus. Namun, lebih daripada itu efektivitas pekerjaan memang memerlukan beberapa poin multitasking agar terselesaikan dengan baik. Meski begitu, jika ditanya apakah multitasking dapat menurunkan produktivitas, maka jawabannya tentu adalah iya.
Sebabnya, dengan keterampilan yang beragam dan dikerjakan dalam suatu waktu tertentu, maka multitasking akan membuat orang untuk terbagi fokus dan kurang produktif atau maksimal dalam satu hal tertentu.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tubuh dan otak kamu saat melakukan multitasking. Jadi, berhati-hatilah. Berikut beberapa bahaya multitasking yang dapat timbul:
- Rentan Kehilangan Fokus
Salah satu efek kerja multitasking adalah rentannya kehilangan fokus. Orang yang sering melakukan lebih dari satu tugas atau kegiatan dalam satu waktu, lebih gampang teralihkan perhatiannya atau kehilangan fokus.
Bahkan, para peneliti menjelaskan bahwa dengan semakin sering kehilangan fokus, maka para multitaskers akan kesulitan membedakan mana interupsi yang penting dan tidak penting.
Studi lain membandingkan antara pelaku multitasking yang mengerjakan hal berat serta ringan. Hasilnya, multitasker yang mengerjakan hal berat tampil buruk dalam tes kemampuan pengalihan tugas. Penyebabnya adalah mereka menghadapi kesulitan yang lebih besar dan membutuhkan pusat perhatian berlebih pada satu objek.
- Meningkatkan Stres
Peneliti dari University of California, Irvine, menemukan bahwa orang yang bekerja multitasking cenderung memiliki detak jantung yang lebih tinggi dan tingkat stres yang tinggi dibandingkan mereka yang tidak. Hal ini disebabkan oleh menumpuknya informasi yang sulit dicerna oleh otak.
Lalu, semakin banyak kegiatan multitasking, maka semakin banyak pula beban pikiran dalam otak. Dalam jangka panjang, mereka yang pikirannya terbebani akan menderita depresi, rasa cemas berlebih, penyakit kronis, penyalahgunaan obat, dan lain-lain.
- Menurunkan Kreativitas
Multitasking membutuhkan hal yang disebut working memory, yaitu kemampuan menyimpan informasi secara sementara. Ketika working memory ini habis karena terlalu banyak fokus yang terbagi dalam melakukan multitasking, maka kemampuan berpikir kreatif pun akan berkurang.
- Mengurangi Daya Ingat
Dalam studi yang dipublikasikan di PubMed, salah satu dampak multitasking disebut-sebut dapat menurunkan kemampuan otak untuk menyimpan informasi di saat melakukannya.
Selain itu, efek multitasking lainnya adalah berpotensi menurunkan kemampuan menyimpan atau mengingat memori jangka panjang.
- Merusak Hubungan
Melakukan multitasking erat kaitannya dengan penggunaan gawai. Salah satu studi dari University of Essex menunjukkan bahwa memiliki ponsel di dekat kamu saat melakukan percakapan serius dengan pasangan akan sangat mudah menimbulkan distraksi.
Hal tersebut menjadikan dampak multitasking dapat menyebabkan masalah, seperti berbeda pendapat dan kurangnya kepercayaan terhadap pasangan.
Bagi kamu yang sering melakukannya, pikirkanlah beberapa dampak multitasking terhadap otak di atas. Percayalah, memahami dan mengerjakan sesuatu satu per satu secara lebih detail dapat membuat hasil yang lebih berkualitas.
Otak kamu juga bisa lebih optimal dalam menjalankan fungsinya alias tidak kebingungan sendiri. Karena itu, jika kamu sering melakukan multitasking, mungkin ini saatnya untuk berpikir ulang dan mengubah kebiasaan tersebut.