Kamu pasti mengira stres dan depresi adalah masalah yang sama, banyak orang juga mengira bahwa stres dan depresi sama. Tapi ternyata berbeda loh, terus bagaimana cara mengetahui perbedaan antara stres dan depresi akibat bekerja? 

Stres maupun depresi di lingkungan kerja sama-sama dapat menyebabkan masalah pada produktivitas. Mulai dari menurunkan konsentrasi, hingga menghilangkan motivasi bekerja. Pada beberapa kasus, stres ataupun depresi yang disebabkan oleh pekerjaan dapat membuat seseorang kesulitan menyelesaikan pekerjaannya. 

Lalu, bagaimana cara membedakan antara stres dan depresi akibat bekerja? Dan bagaimana cara mengatasinya? Mari kita simak bersama-sama! 

Perbedaan Stres dan Depresi Akibat Kerja

 

Stres akibat kerja

Menurut WHO, stres kerja adalah bentuk respons dari dalam dirimu terhadap tuntutan dan tekanan kerja yang tak sesuai pengetahuan serta kemampuanmu. Stres dapat terjadi dalam berbagai keadaan kerja, termasuk saat kamu harus menantang kemampuan saat mengerjakannya. Lebih lanjut, kondisi ini akan memburuk ketika kamu merasa kurang memiliki dukungan dari atasan maupun rekan kerja, serta minimnya kontrol terhadap pekerjaanmu sendiri.

Beberapa tanda-tanda berikut dapat menjadi indikasi kamu tengah mengalami stres akibat kerja.

  • sakit kepala berlebihan
  • gangguan tidur (misalnya insomnia)
  • mudah emosi atau marah
  • pesimis
  • merasa kewalahan terhadap pekerjaan dan tidak mampu mengatasinya
  • performa kerja menurun

 

Depresi akibat kerja

Sementara itu, dilansir dari Healthline, depresi adalah kondisi kompleks dari berbagai manifestasi pikiran, perasaan, dan perilaku yang dapat mempengaruhi seseorang. Pekerjaan adalah salah satu faktor yang biasanya menyebabkan depresi.

Beberapa ciri-cirinya adalah:

  • meningkatnya perasaan sedih
  • meningkatnya intensitas menangis
  • perasaan cemas yang terus-menerus muncul
  • penurunan fokus dan konsentrasi secara signifikan
  • merasa bosan dan tidak tertarik lagi dengan pekerjaanmu

 

Perbedaan

Terkadang, sulit membedakan antara stres dan depresi, terutama apabila penyebabnya adalah pekerjaan. Stres yang disebabkan oleh pekerjaan umumnya bersifat sementara. Pada beberapa kondisi, stres bahkan dapat menjadi motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan.

Selain itu, stres biasanya juga dapat teratasi apabila kamu telah beristirahat atau mengambil cuti sejenak. Sementara itu, depresi membutuhkan penanganan yang lebih profesional.

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), apabila kamu mengalami gejala-gejala depresi selama 2 minggu berturut-turut kamu disarankan untuk menemui psikiater untuk mendapatkan diagnosis terhadap kondisimu.

 

Penyebab Stres dan Depresi di Lingkungan Kerja

Penyebab stres dan depresi di lingkungan kerja tidak banyak berbeda. Pada umumnya stres dan depresi di lingkungan kerja disebabkan oleh:

  • gaji yang rendah
  • beban kerja yang berlebihan
  • sedikit peluang untuk pertumbuhan atau kemajuan
  • pekerjaan yang tidak menarik atau menantang
  • minimnya dukungan sosial di lingkungan kerja
  • lingkungan kerja yang toxic
  • tidak memiliki kontrol yang cukup atas keputusan terkait pekerjaan
  • tututan yang saling bertentangan atau ekspektasi kinerja yang tidak jelas

 

Menghadapi Stres dan Depresi Akibat Kerja

1. Cari penyebab stresmu

Buatlah jurnal selama satu atau dua minggu untuk mengidentifikasi situasi mana yang paling membuatmu stres dan bagaimana kamu menanggapinya. Catat pikiran, perasaan, dan informasimu tentang lingkungan, termasuk orang dan keadaan yang terlibat, lingkungan fisik, serta bagaimana reaksimu.

Apakah kamu meninggikan suaramu? Atau apakah kamu memakan cemilan ketika merasa tertekan?

Mencatat hal-hal ini dapat membantumu menemukan pola diantara penyebab stres dan reaksimu terhadapnya. Kamu juga dapat mencegah diri dari depresi karena jurnal ini dapat membantumu mengidentifikasi gejala-gejala dan penyebabnya

2. Kembangkan respons yang sehat

Alih-alih mencoba melawan stres dan depresi dengan makanan, cobalah membuat pilihan yang sehat saat kamu mulai merasa tertekan. Olahraga adalah salah satu cara untuk menghilangkan stres. Yoga juga bisa menjadi pilihan yang tepat. Kamu juga bisa meluangkan waktu untuk melakukan hobi dan kegiatan favorit.

Tidur yang cukup dan berkualitas juga penting untuk manajemen stres yang efektif. Kembangkan kebiasaan tidur yang sehat dengan membatasi asupan kafein di sehari-hari, terutama pada sore hari. Kemudian, meminimalkan aktivitas yang memancingmu tetap terjaga, seperti penggunaan smartphone dan televisi di malam hari.

3. Tetapkan batas

Di dunia digital saat ini, sangat mudah untuk merasakan tekanan untuk selalu siaga selama 24 jam. Oleh karena itu, tetapkan beberapa batasan kehidupan kerja untuk diri sendiri. Ini bisa dalam bentuk aturan untuk tidak memeriksa email di malam hari atau tidak menjawab telepon saat makan malam.

Setiap orang memiliki preferensi yang berbeda dalam menetapkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Namun menciptakan beberapa batasan tersebut dapat mengurangi potensi konflik dalam kehidupan kerja dan stres yang menyertainya.

4. Luangkan waktu untuk istirahat

Untuk menghindari efek negatif dari stres atau bahkan depresi, kamu perlu meluangkan waktu untuk beristirahat. Manfaatkan waktu cutimu untuk tidak terlibat dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan atau sekadar memikirkan pekerjaan.

Sehingga, kamu dapat kembali bekerja dengan perasaan segar dan siap untuk melakukan yang terbaik. Saat kamu tidak dapat mengambil cuti, cobalah untuk mematikan ponselmu sejenak dan fokuslah pada aktivitas di luar pekerjaan untuk sementara waktu.

5. Berbicara dengan atasanmu

Jika kamu merasa stres yang dirasakan saat ini sulit atau kamu mulai mengalami beberapa gejala depresi, cobalah berbicara dengan atasanmu.

Tujuan pembicaraan ini bukanlah mengeluhkan pekerjaanmu, melainkan untuk menghasilkan solusi yang efektif untuk mengelola stres yang telah kamu alami. Sehingga, kamu dapat melakukan yang terbaik di tempat kerja.

6. Cari bantuan profesional

Apabila kamu kesulitan mengelola stres atau bahkan menyadari beberapa gejala depresi pada dirimu, menemui profesional seperti psikiater atau psikolog adalah langkah  tepat. Melalui tenaga profesional ini, kamu akan mendapatkan penanganan yang sesuai untuk menghadapi stres atau depresi. Baik itu melalui konseling, terapi, ataupun pemberian obat-obatan.

 

Nah, itu dia beberapa perbedaan antara stres dan depresi akibat kerja serta cara-cara menghadapinya. Aku berharap apa pun yang sedang kamu alami, bisa segera teratasi. Jangan ragu untuk meminta bantuan ke orang-orang terdekat serta para profesional.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here