Episode 6: Hal Mistis dan Perpisahan
Setelah berjuang menjaga Mira di tengah badai, saya merasakan ketegangan yang luar biasa. Dalam keadaan panik dan bingung, saya berusaha untuk tetap fokus. Namun, saat saya menjaga Mira, sesuatu yang aneh mulai terjadi. Saya merasa seperti melihat siluet sosok hitam yang sangat besar berdiri dari kejauhan. Sosok itu tampak jelas, meskipun terhalang oleh kabut tebal yang menyelimuti area sekitar kami.
Sosok Misterius
Sosok itu tidak memiliki wajah, tetapi terlihat seperti mengenakan jubah yang panjang. Saya merasa ketakutan, tetapi di saat yang sama, saya juga merasa penasaran. “Apa itu?” pikir saya dalam hati. Dalam keadaan tertekan, saya langsung berdoa memohon kepada Allah agar diberi keselamatan. Setelah saya berdoa, sosok itu tiba-tiba menghilang seketika, padahal dia berdiri di situ sangat lama, hampir 10 menit. Saya merasa lega, tetapi juga bingung dengan apa yang baru saja saya alami.
Kecemasan Teman-Teman
Sementara itu, teman-teman saya mulai khawatir karena kami berdua belum juga turun. Haikal dan Adit, dua orang teman saya, memutuskan untuk naik lagi untuk menjemput kami. Ketika mereka tiba di pos 5, Haikal langsung menanyakan di mana Mira. “Dia ada di atas, sudah ditangani sama tim ranger,” jawab saya, berusaha menjelaskan situasi.
Namun, ekspresi marah Haikal membuat saya merasa tidak nyaman. Tanpa mendengarkan penjelasan saya, dia langsung menuju puncak. “Haikal, tunggu!” saya berteriak, tetapi dia sudah pergi. Saya memutuskan untuk tetap berjalan menuju tenda dan tidak menghiraukan sikapnya.
Pertemuan dengan Coach Bayu dan Pak Adi
Dalam perjalanan menuju pos 4, saya bertemu dengan Coach Bayu dan Pak Adi. Mereka terlihat khawatir dan langsung menanyakan apa yang terjadi. Saya menjelaskan secara detail mengenai kejadian yang saya alami di puncak, termasuk tentang Mira dan sosok misterius yang saya lihat. Mereka mendengarkan dengan seksama dan mengerti situasi yang kami hadapi.
“Baiklah, kamu harus segera menuju tenda dan beristirahat. Kami akan tetap menuju puncak untuk melihat keadaan Mira,” kata Coach Bayu. Saya mengangguk dan melanjutkan perjalanan ke pos 4.
Istirahat di Tenda
Sesampainya di pos 4, saya menjelaskan kembali kepada teman-teman mengenai kejadian di puncak. Mereka semua sudah mengerti dan tahu akan situasi yang terjadi. Saya merasa lelah dan memutuskan untuk tidur di tenda. Ketika bangun, waktu menunjukkan jam 8 malam. Saya kaget. “Kenapa? Kenapa kita tidak pulang?” saya melontarkan pertanyaan tersebut kepada Coach Bayu.
“Kita menginap semalam lagi untuk beristirahat. Semuanya sudah aman, Mira tidur pulas di tendanya. Malam ini kita full istirahat dan tidak memikirkan apa-apa,” jawabnya. Saya merasa lega mendengar kabar itu.
Pagi yang Cerah
Pagi pun datang, dan kami semua mulai bersiap-siap untuk pulang menuju basecamp. Saya menanyakan kepada teman-teman tentang kejadian kemarin malam. Mereka menjelaskan bahwa Mira dan Coach Bayu digendong menuju tenda setelah tim ranger menurunkannya dari trek webbing yang curam dengan cara digotong menggunakan tandu yang mereka buat dari sleeping bag. Ternyata, semua itu membutuhkan perjuangan yang sangat besar untuk mengevakuasi korban hipotermia dari puncak.
Setelah Mira sadar, dia mengaku tidak ingat apapun setelah kami berfoto. “Kok tiba-tiba aku ada di tenda?” tanyanya bingung. Saya hanya bisa menggelengkan kepala, merasa heran dengan situasi yang terjadi.
Perjalanan Pulang yang Aman
Singkat cerita, kami pulang di pagi hari dari pos 4 sekitar jam 8. Cuaca cerah banget, tidak ada masalah yang terjadi. Kami menikmati perjalanan kami seakan tidak pernah mengalami masalah kemarin. Sampai di basecamp sekitar pukul 2 siang, kami beristirahat di homestay hingga pukul 3 sore. Tiba-tiba, hujan melanda, tetapi kali ini dengan perasaan yang berbeda. Lega rasanya hujan datang setelah sampai di basecamp.
Kami tidak lupa mengkoordinasikan masalah yang terjadi kemarin kepada pihak Permadi Guci agar selesai dalam kekeluargaan. Setelah itu, kami melanjutkan rencana untuk berendam di air panas sekedar melepaskan penat dan masalah yang terjadi di Gunung Slamet pada sekitar pukul 5 sore.
Perpisahan dengan Hakim
Setelah dari air panas, kami melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah masing-masing. Namun, plot twist-nya, masalah tidak kunjung berhenti di situ. Dalam perjalanan pulang, kami berpisah dengan teman kami, Hakim, karena dia harus pulang ke Tangerang. Kami semua merasa sedih, tetapi kami tahu bahwa setiap perjalanan pasti ada akhirnya.
Kesimpulan Episode 6
Episode keenam ini adalah perjalanan yang penuh dengan pengalaman mistis dan emosional. Dari momen-momen menegangkan saat menjaga Mira hingga perpisahan dengan teman-teman, kami belajar banyak tentang arti persahabatan dan ketahanan. Kami tahu bahwa perjalanan ini tidak hanya tentang mencapai puncak, tetapi juga tentang bagaimana kami saling mendukung dalam situasi sulit.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah kami akan terus menghadapi tantangan baru di perjalanan pulang? Jangan lewatkan episode berikutnya, di mana kami akan merenungkan pengalaman kami dan bagaimana hal itu membentuk diri kami.
Jika Anda ingin mendengar lebih lanjut tentang perjalanan ini atau memiliki keperluan bisnis, jangan ragu untuk menghubungi saya di email rleewys@gmail.com atau DM di Instagram @xrrovyyz._
Sampai jumpa di episode berikutnya!