Membangun Citra Diri Lewat Dapur: Strategi Personal Branding bagi Chef dan Food Creator by Putri Salwa GunadiĀ
Haii! Aku Putri Salwa Gunadi, pecinta kuliner dengan hobi memasak, menjadikan setiap hidangan sebagai cara untuk mengekspresikan diri dan membangun personal branding di dunia kuliner
Di era digital saat ini, keahlian memasak bukan lagi satu-satunya kunci untuk sukses di dunia kuliner. Banyak chef profesional maupun kreator makanan rumahan yang memiliki cita rasa luar biasa, namun tetap sulit dikenal publik. Mereka mungkin piawai meracik bumbu, menyusun plating, atau berinovasi dengan resep, tetapi tidak tahu bagaimana menampilkan diri dan karya mereka secara menarik di mata audiens.
Masalahnya bukan pada rasa, melainkan pada kurangnya personal branding. Tanpa identitas yang kuat, seorang chef akan terlihat seperti āsatu dari sekian banyak orang yang bisa masak.ā Di tengah arus konten yang membanjiri media sosial, sulit bagi seseorang untuk menonjol tanpa memiliki keunikan karakter dan citra diri yang jelas.
Saat ini, masyarakat tidak hanya ingin tahu ābagaimana cara memasakā, tapi juga siapa orang di balik masakan itu. Penonton ingin merasakan kepribadian, cerita, dan nilai-nilai yang dibawa oleh sang pembuat. Karena itu, kebutuhan utama bagi seorang chef atau food creator bukan sekadar membuat masakan lezat, tetapi menemukan dan menonjolkan identitas pribadinya.
Beberapa hal yang dibutuhkan untuk membangun personal branding di dunia kuliner antara lain:
-
Keaslian (authenticity): Menampilkan diri apa adanya, bukan meniru gaya orang lain.
-
Konsistensi: Gaya visual, tone bicara, dan jenis konten yang konsisten membuat audiens lebih mudah mengenali.
-
Cerita pribadi: Setiap masakan punya cerita. Cerita itulah yang mengikat emosi penonton.
-
Nilai dan pesan: Apa yang ingin kamu sampaikan lewat masakanmu? Apakah tentang keluarga, kesehatan, budaya, atau kreativitas?
Dengan memahami elemen-elemen ini, chef dan food creator dapat menciptakan citra diri yang tidak hanya menarik, tetapi juga bermakna dan mudah diingat.
Media sosial telah mengubah dapur menjadi panggung. Kini siapa pun bisa menjadi terkenal lewat satu video masak yang viral. Platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts membuka peluang besar bagi siapa pun yang mau berbagi kreativitasnya.
Contohnya, beberapa kreator kuliner seperti:
-
Devina Hermawan, yang dikenal dengan gaya elegan dan resep yang mudah diikuti.
-
Bara Pattiradjawane, yang menonjolkan kehangatan dan karakter kuat khas Indonesia.
-
Creator rumahan seperti āDapur Mamihā atau āMasak Simpelā, yang sukses karena tampil natural, lucu, dan relatable.
Kunci mereka bukan hanya pada resep, tapi pada cara mereka membangun hubungan dengan penonton. Mereka tidak sekadar mengajar memasak ā mereka menginspirasi dan menciptakan pengalaman emosional. Itulah kekuatan personal branding yang membuat konten mereka viral dan bertahan lama.
Strategi Membangun Personal Branding Lewat Dapur
Untuk kamu yang ingin mengikuti jejak mereka, berikut beberapa langkah strategis yang bisa diterapkan:
-
Kenali Diri dan Gaya Masakmu
Temukan apa yang membuatmu berbeda ā apakah kamu spesialis masakan rumahan, fusion, atau diet sehat? -
Buat Cerita di Balik Masakanmu
Ceritakan alasan di balik setiap resep. Cerita bisa lebih melekat daripada sekadar daftar bahan. -
Gunakan Media Sosial Secara Strategis
Pilih platform yang sesuai dengan audiensmu, dan konsisten dalam mengunggah konten. -
Bangun Visual Identity
Gunakan tone warna, angle kamera, dan gaya editing yang khas agar mudah dikenali. -
Libatkan Audiensmu
Balas komentar, buat polling resep berikutnya, atau adakan tantangan masak bersama.
Kesimpulan: Dapur Adalah Panggungmu
Membangun personal branding di dunia kuliner bukan tentang mencari ketenaran instan, tapi tentang menemukan dan membagikan jati diri lewat masakan. Di era ketika konten bisa viral dalam sekejap, chef dan food creator yang memiliki citra kuat akan lebih mudah dikenang, dipercaya, dan diikuti.
Jadi, jangan hanya fokus pada rasa ā fokuslah juga pada cerita dan citra dirimu di balik setiap hidangan. Karena di dunia kuliner modern, dapur bukan hanya tempat memasak, tapi tempat membangun nama dan identitas.