Episode 1: Awal Perjalanan dari Bandung
Perjalanan ini dimulai dari Bandung, tempat di mana saya menjalani masa PKL di kelas 3 SMK. Kenapa dari Bandung? Karena di sinilah saya tinggal dan kebetulan teman-teman dari Tasikmalaya sudah merencanakan pendakian ke Gunung Slamet jauh-jauh hari. Saya berangkat menggunakan ojol dari kostan menuju Cileunyi untuk naik mobil Primajasa yang baru pulang dari Jakarta. Dari Cileunyi, saya melanjutkan perjalanan ke Rancabango, Tasikmalaya, di mana saya dijemput oleh rekan saya, Bayu.
Setelah sampai di Tasikmalaya, kami semua bersiap-siap untuk pendakian keesokan harinya. Kami beranggotakan 12 orang, dan kami semua bertemu di setiap perjalanan menuju tujuan. Rencana kami adalah tiba di basecamp Permadi Guci, Tegal, Jawa Tengah, sekitar jam 12 malam. Namun, kenyataannya, kami tiba di basecamp sekitar jam 5 pagi.
Persiapan yang Matang
Sebelum berangkat, kami melakukan persiapan yang cukup matang. Kami berkumpul di rumah Bayu untuk membahas semua perlengkapan yang perlu dibawa. Dari tenda, sleeping bag, hingga makanan, semua harus dipastikan cukup untuk 13 orang. Kami juga membagi tugas, siapa yang membawa apa, agar tidak ada yang tertinggal.
Saya ingat saat itu, kami semua terlihat sangat bersemangat. Ada yang membawa camilan, ada yang membawa alat masak, dan ada juga yang membawa speaker untuk menghibur kami selama perjalanan. Kami juga membuat grup di WhatsApp untuk memudahkan komunikasi selama pendakian.
Satu hal yang membuat saya merasa lebih bersemangat adalah ketika kami merencanakan untuk membuat podcast selama perjalanan. Kami ingin mendokumentasikan pengalaman kami, baik itu momen lucu, tantangan, maupun keindahan alam yang akan kami temui.
Perjalanan Menuju Basecamp
Setelah semua persiapan selesai, kami berangkat dari Tasikmalaya sekitar jam 1 siang. Perjalanan menuju basecamp di Permadi Guci memakan waktu yang cukup lama. Kami melewati jalanan yang berkelok-kelok, dan di beberapa titik, kami terjebak dalam kemacetan. Namun, suasana tetap ceria. Kami bernyanyi, bercanda, dan berbagi cerita di dalam mobil.
Namun, saat menjelang malam, suasana mulai berubah. Kami mulai merasa lelah dan mengantuk. Di tengah perjalanan, kami berhenti sejenak untuk makan malam di sebuah warung. Makanan yang sederhana, tetapi terasa sangat nikmat setelah seharian beraktivitas. Kami semua mengisi perut dan bersiap melanjutkan perjalanan.
Masalah yang Muncul
Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan. Namun, di tengah perjalanan, kami mengalami masalah yang cukup merepotkan. Kami terpisah menjadi dua kelompok karena laju kendaraan yang berbeda. Mungkin juga karena kelelahan, kami tidak menyadari bahwa kami sudah terpisah.
Kami saling berkomunikasi untuk menanyakan keberadaan masing-masing. Di sinilah kami mulai merasakan ketegangan. Kami memutuskan untuk tetap menuju basecamp menggunakan Google Maps. Sayangnya, kelompok saya tersesat karena jalur yang diarahkan oleh Google Maps. Kami berusaha bertanya kepada penduduk setempat, tetapi tidak banyak yang tahu tentang jalur menuju basecamp.
Setelah hampir dua jam mencari jalan, kami akhirnya sampai di basecamp dan bertemu dengan kelompok lainnya. Rasa lega menyelimuti kami saat melihat teman-teman yang lain. Kami semua saling bercerita tentang pengalaman masing-masing selama perjalanan.
Pertemuan dengan Teman Baru
Di basecamp, kami bertemu dengan teman baru dari Tangerang, Hakim, yang juga ingin mendaki Gunung Slamet. Dia terlihat sangat antusias dan langsung bergabung dengan kami. Dengan demikian, jumlah kami bertambah menjadi 13 orang. Kami semua merasa senang bisa menambah teman baru dalam perjalanan ini.
Kami tidur di homestay yang sudah kami pesan sebelumnya. Suasana di dalam homestay sangat nyaman, dan kami semua merasa lelah setelah perjalanan panjang. Sebelum tidur, kami berbagi cerita dan tawa, merencanakan pendakian keesokan harinya.
Kesiapan untuk Mendaki
Pagi hari, kami bangun dengan semangat baru. Kami semua bersiap-siap untuk mendaki. Setelah sarapan, kami memeriksa kembali perlengkapan yang akan dibawa. Kami memastikan semua barang sudah siap dan tidak ada yang tertinggal.
Sekitar jam 8 pagi, kami mulai mendaki dari basecamp menuju pintu rimba. Beberapa dari kami menggunakan jasa ojek untuk mempercepat perjalanan, sementara dua orang lainnya memilih untuk berjalan kaki. Dari pintu rimba menuju pos 1, kami beristirahat sejenak. Di setiap perjalanan, kami selalu mendokumentasikan momen-momen seru, sehingga perjalanan terasa lebih lama.
Kami sangat menikmati perjalanan dari pos 1 hingga pos 3, bercanda dan bergurau untuk menghilangkan penat. Di pos 2, kami beristirahat cukup lama untuk memulihkan energi dengan makan. Namun, saat kami sampai di pos 3, hujan deras mulai turun. Saya mulai khawatir tentang rencana summit keesokan harinya, takut ada badai. Meskipun hujan mulai mereda, kami melanjutkan perjalanan ke area campground di pos 4.
Kesimpulan Episode 1
Episode pertama ini adalah awal dari perjalanan yang penuh tantangan dan pengalaman berharga. Dari persiapan yang matang hingga perjalanan yang penuh rintangan, kami belajar banyak tentang arti kebersamaan dan kerja sama. Kami semua berharap perjalanan ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Dengan semangat yang membara, kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke Gunung Slamet. Kami tahu bahwa tantangan yang lebih besar menanti di depan, tetapi kami siap menghadapinya bersama-sama.
Perjalanan baru saja dimulai, tapi masalah sudah menanti. Apa yang akan terjadi saat kami tiba di basecamp? Simak kelanjutan petualangan seru ini di episode berikutnya! 🏕️✨
Untuk info lebih lanjut atau kerjasama bisnis, hubungi saya di email: rleewys@gmail.com atau DM Instagram: @xrrovyyz._