Ada satu pemandangan sederhana yang selalu bikin hati saya adem: anak-anak kecil duduk rapi dengan seragam putih, membuka mushaf, dan membaca ayat-ayat Allah dengan suara lembut. Suasana itu nggak perlu mewah, tapi justru punya makna yang besar.
Di foto ini, saya bisa merasakan bagaimana indahnya momen ketika Al-Qur’an jadi bagian dari keseharian. Anak-anak itu mungkin masih polos, tapi semangat mereka untuk belajar bikin saya ikut termotivasi. Kadang kita yang sudah dewasa justru sering lalai, lupa untuk meluangkan waktu membuka mushaf, sementara mereka dengan sabar melafalkan huruf demi huruf.
Buat saya sendiri, Rizki, momen seperti ini jadi pengingat bahwa belajar agama bukan cuma soal memahami teks, tapi juga soal menjaga hati tetap dekat dengan Allah. Anak-anak itu kelak akan tumbuh besar, dan semoga lantunan Qur’an yang mereka baca hari ini bisa jadi cahaya dalam hidup mereka.
🌸 Kesederhanaan itu cukup
Belajar nggak harus di tempat mewah. Bangku kayu, atap sederhana, dan suasana tenang sudah cukup untuk membuat ilmu masuk dengan berkah.
💡 Belajar sejak dini lebih membekas
Apa yang ditanam di usia kecil akan tumbuh besar di masa depan. Anak-anak yang dekat dengan Qur’an sejak kecil insyaAllah akan lebih mudah menjadikan Qur’an sebagai pedoman hidup.
🤲 Kita pun harus terus belajar
Melihat mereka bikin saya sadar kalau belajar itu nggak ada batasnya. Nggak ada istilah terlalu tua buat mengaji, memperbaiki bacaan, atau memperdalam ilmu agama.
Di balik kesibukan dunia, ada saat di mana kita harus berhenti sejenak, membuka mushaf, lalu merasakan kedamaian yang cuma bisa datang lewat ayat-ayat Allah. Dan kalau anak-anak kecil saja bisa semangat, masa kita yang sudah dewasa mau kalah?
Semoga kita semua bisa terus menjaga hubungan dengan Qur’an, menjadikannya teman di kala senang maupun sedih, dan yang terpenting: mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Belajar Al-Qur’an di Alam Terbuka: Menyatu dengan Ciptaan Allah