Kisah Pendakian Gunung Papandayan: Petualangan Penuh Canda dan Keindahan Alam Oleh M. Ropi Rapli Almuplihun

0
44

Nama saya M. Ropi Rapli Almuplihun, siswa jurusan RPL di SMKN Bantarkalong, saat ini saya juga dikenal dengan julukan “Si PELET BENTO” (Pendaki Lelet Bentar-bentar Photo) karena hobi memotret di sela-sela pendakian. Selama 6 bulan ke depan, saya diberikan kesempatan berharga untuk menjalani PKL di PT Kinergi Indonesia. Saya yakin pengalaman ini tidak hanya akan memperluas wawasan saya di bidang teknologi, tetapi juga akan menjadi inspirasi untuk terus berkembang dan berkontribusi lebih banyak di dunia teknologi.

Dengan semangat yang sama seperti saat mendaki, saya berkomitmen untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Saya percaya bahwa PKL ini akan menjadi bekal penting dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan karir di masa mendatang, baik di dunia kerja maupun di setiap “pendakian” dalam perjalanan hidup saya. PKL/Kuliah Industri Area Kota Bandung Hubungi Whatsapp 0898-7121-537 | Baca artikel lengkapnya di: https://pkl.web.id/cerita-perjalanan-mendaki-gunung-ciremai-via-trisakti-sadarehe-bersama-rapli-mr-bayu-hendi-dan-kakang-haikal-oleh-m-ropi-rapli-almuplihun/


Mengenal Gunung Papandayan

Gunung Papandayan terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dan merupakan salah satu destinasi favorit para pendaki dan wisatawan. Dengan ketinggian sekitar 2.665 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini terkenal karena kawah belerangnya yang aktif, vegetasi edelweiss di Tegal Alun, serta pemandangan alam yang menakjubkan. Cocok untuk pendaki pemula, Papandayan menawarkan trek yang tidak terlalu ekstrem, tetapi penuh dengan spot-spot Instagramable.

Beberapa spot terkenal di Gunung Papandayan meliputi:

  • Kawah Papandayan: Area yang penuh dengan batu belerang kuning dan uap panas.
  • Hutan Mati: Lanskap pohon-pohon mati yang mistis, sangat cocok untuk fotografi.
  • Tegal Alun: Padang edelweiss yang luas, simbol keindahan dan keabadian.
  • Pondok Saladah: Area perkemahan favorit para pendaki.

Perjalanan Dimulai: Dari Rumah Menuju Karacak Valley

Kami memulai perjalanan pada pukul 3 pagi dari rumah. Bersama Edo, Kang Haikal, dan Mr. Bayu, kami memutuskan untuk briefing terlebih dahulu sebelum memulai perjalanan. Rencana kami jelas: menginap di Karacak Valley, sebuah camping ground yang berada di Garut, sebelum melanjutkan pendakian ke Gunung Papandayan keesokan harinya.

Dalam perjalanan menuju Karacak Valley, kami tidak lupa membeli persediaan logistik. Namun, baru 30 menit perjalanan, hujan deras menghadang. Dengan cepat, kami berteduh dan mengenakan jas hujan agar perjalanan tidak terganggu. Tantangan kecil ini justru menambah kenangan seru di perjalanan.

Kami tiba di Karacak Valley sekitar pukul 18.00 sore. Biaya masuknya sangat terjangkau, hanya Rp20.000 per orang. Tanpa membuang waktu, kami segera mendirikan tenda. Suasana malam di Karacak Valley sangat indah, dengan city light Kota Garut yang memesona. Setelah masak-masak sederhana sambil bercanda dan menikmati kehangatan malam, kami tidur sekitar pukul 12 malam agar siap menghadapi pendakian keesokan harinya.


Hari Pendakian: Gunung Papandayan yang Berkabut

Pagi harinya, tepat pukul 09.00, kami berangkat dari Karacak Valley menuju Gunung Papandayan. Perjalanan ke base camp memakan waktu sekitar dua jam, dan kami tiba pukul 11.00 dengan suasana yang berkabut tebal. Udara dingin menyambut kami, membuat pengalaman ini terasa seperti masuk ke dunia lain. Ini adalah kali kedua saya mendaki, dan sensasinya tetap luar biasa.

Tiket masuk ke Gunung Papandayan saat itu sekitar Rp80.000 per orang. Setelah membeli tiket, kami langsung bersiap untuk memulai pendakian.

Kesan pertama: humor Kang Haikal yang tak henti-hentinya membuat kami tertawa sepanjang perjalanan. Dengan suasana hati yang penuh semangat, kami menjelajahi trek Papandayan, sesekali berhenti di spot-spot foto yang luar biasa indah.


Spot Foto Terbaik di Gunung Papandayan

  1. Kawah Papandayan
    Bau belerang yang khas menyambut kami di kawasan kawah ini. Meskipun sedikit menyengat, keindahan formasi batu belerang berwarna kuning dan putih, ditambah uap yang mengepul, menjadikannya spot yang wajib diabadikan.
  2. Hutan Mati
    Suasana di Hutan Mati benar-benar magis. Pohon-pohon kering dengan latar kabut memberikan nuansa mistis sekaligus estetik, sangat cocok untuk dijadikan latar foto.
  3. Tegal Alun
    Padang edelweiss di Tegal Alun adalah surga kecil di Papandayan. Kami duduk sejenak di sini, menikmati keheningan alam sambil memotret bunga abadi yang indah.
  4. Pondok Saladah
    Area perkemahan Pondok Saladah menawarkan pemandangan luas dengan hamparan hijau dan langit biru, tempat sempurna untuk beristirahat atau sekadar mengambil foto kelompok.

Kembali ke Rumah: Perjalanan yang Berkesan

Setelah puas mengeksplorasi dan mengambil foto, kami memutuskan untuk turun sekitar pukul 17.00. Dengan langkah yang sedikit lebih ringan, perjalanan turun terasa lebih santai. Kami tiba di rumah sekitar pukul 21.00 malam, lelah tetapi penuh kebahagiaan.


Kesimpulan: Pengalaman yang Tak Terlupakan

Pendakian ke Gunung Papandayan ini bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi juga tentang kebersamaan dan tawa. Mulai dari hujan deras di perjalanan, malam indah di Karacak Valley, hingga pemandangan magis di Hutan Mati, semua momen ini menjadi bagian dari kenangan yang tidak akan terlupakan.

Jika Anda mencari destinasi pendakian yang menyenangkan dengan pemandangan luar biasa, Gunung Papandayan adalah pilihan yang sempurna. Jangan lupa untuk membawa kamera terbaik Anda karena setiap sudutnya seperti diciptakan untuk diabadikan.