Nama saya M. Ropi Rapli Almuplihun, siswa jurusan RPL di SMKN Bantarkalong, saat ini saya juga dikenal dengan julukan “Si PELET BENTO” (Pendaki Lelet Bentar-bentar Photo) karena hobi memotret di sela-sela pendakian. Selama 6 bulan ke depan, saya diberikan kesempatan berharga untuk menjalani PKL di PT Kinergi Indonesia. Saya yakin pengalaman ini tidak hanya akan memperluas wawasan saya di bidang teknologi, tetapi juga akan menjadi inspirasi untuk terus berkembang dan berkontribusi lebih banyak di dunia teknologi.
Dengan semangat yang sama seperti saat mendaki, saya berkomitmen untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Saya percaya bahwa PKL ini akan menjadi bekal penting dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan karir di masa mendatang, baik di dunia kerja maupun di setiap “pendakian” dalam perjalanan hidup saya. PKL/Kuliah Industri Area Kota Bandung Hubungi Whatsapp 0898-7121-537 | Baca artikel lengkapnya di: https://pkl.web.id/cerita-perjalanan-mendaki-gunung-ciremai-via-trisakti-sadarehe-bersama-rapli-mr-bayu-hendi-dan-kakang-haikal-oleh-m-ropi-rapli-almuplihun/
Mendaki gunung selalu menjadi pengalaman penuh tantangan dan cerita seru. Kali ini, saya dan teman-teman memilih Puncak Upas, sebuah destinasi pendakian yang menawarkan pemandangan luar biasa dari sisi lain Kawah Tangkuban Perahu. Perjalanan ini menjadi salah satu pengalaman paling berkesan karena keindahan alam dan momen kebersamaan yang kami lalui.
Perencanaan dan Persiapan Perjalanan
Seperti pendakian sebelumnya, kami memulai dengan membuat rencana di grup WhatsApp. Rencana kali ini cukup sederhana: berkemah di Gunung Putri terlebih dahulu, lalu keesokan harinya mendaki Puncak Upas. Tim kami terdiri dari 11 orang, 8 di antaranya dari Tasikmalaya dan Garut, sementara 3 lainnya tinggal di Bandung.
Untuk mempermudah keberangkatan, kami sepakat bertemu di Gedung Sate pukul 12.00 siang. Setelah semuanya berkumpul, perjalanan ke Basecamp Gunung Putri pun dimulai. Perjalanan ini memakan waktu sekitar satu jam, dan suasana hangat pertemanan mulai terasa sejak awal.
Hujan Deras di Basecamp Gunung Putri
Kami tiba di basecamp Gunung Putri disambut oleh hujan deras. Untungnya, ada warung di sekitar basecamp yang menjadi tempat berteduh kami. Sambil menunggu hujan reda, kami mengisi perut dengan mie rebus telur yang hangat. Obrolan seru dan canda tawa di momen ini membuat perjalanan terasa semakin menyenangkan.
Ketika hujan mulai reda, kami membeli tiket masuk dengan harga Rp15.000 per orang. Tepat pukul 16.30, kami memulai trekking menuju campground Gunung Putri.
Camping di Gunung Putri
Trek menuju campground Gunung Putri terbilang cukup mudah, dengan jalur landai yang tidak terlalu menguras tenaga. Kami tiba di campground sekitar pukul 17.30 dan langsung mendirikan tenda.
Setelah tenda berdiri, kegiatan masak-memasak pun dimulai. Bahan-bahan yang kami beli di Pasar Lembang sebelumnya menjadi santapan lezat malam itu. Sambil makan, kami menikmati suasana malam di ketinggian dengan udara sejuk dan pemandangan lampu kota yang berkilauan di kejauhan.
Perjalanan ke Basecamp Sukawana
Hamparan Kebun Teh yang Menyejukkan
Keesokan harinya, tepat pukul 05.00 pagi, kami berangkat menuju Basecamp Trek 11 via Sukawana. Jalur ini menyuguhkan pemandangan perkebunan teh yang luas dan udara segar khas pegunungan. Saking indahnya, saya sempat berpikir, “Bagaimana rasanya punya rumah di tengah kebun teh seperti ini?”
Kami tiba di basecamp sekitar pukul 08.30 dan membayar tiket masuk seharga Rp5.000 per orang. Setelah itu, perjalanan mendaki Puncak Upas dimulai.
Tantangan di Tanjakan Si Ucup
Jalur Pendakian yang Viral
Salah satu tantangan yang viral di media sosial adalah Tanjakan Si Ucup, jalur curam dan terjal yang menjadi momok bagi banyak pendaki. Namun, sebagai pendaki yang pernah mendaki Gunung Ciremai, saya merasa tanjakan ini tidak terlalu sulit. Dalam hati, saya tersenyum heran melihat reaksi pendaki lain yang menganggap tanjakan ini sangat menantang.
Inspirasi dari Lansia Pendaki
Yang menarik, kami bertemu dengan rombongan open trip berisi lebih dari 20 orang. Kebanyakan dari mereka adalah lansia yang tetap semangat mendaki meski jalur menantang. Saya benar-benar kagum melihat semangat mereka yang pantang menyerah.
Keindahan di Puncak Upas
Menikmati Pemandangan yang Luar Biasa
Tepat pukul 12.00 siang, kami tiba di Puncak Upas. Pemandangan dari puncak benar-benar menakjubkan. Kawah luas dengan kepulan asap belerang menciptakan suasana yang seolah membawa kami ke dunia lain. Di sini, kami mengabadikan momen dengan berfoto bersama sambil menikmati keindahan alam.
Pertemuan dengan Pendaki Lain
Selain keindahan alam, hal yang membuat perjalanan ini berkesan adalah pertemuan dengan pendaki lain. Berbagi cerita dan pengalaman dengan orang-orang baru menjadi salah satu momen yang tidak terlupakan.
Akhir Perjalanan
Setelah puas menikmati Puncak Upas, kami kembali ke Gunung Putri untuk bersiap-siap mengakhiri perjalanan. Perjalanan turun berlangsung dengan lancar, dan kami tiba kembali di basecamp Gunung Putri pada sore hari. Dari sini, kami melanjutkan perjalanan pulang ke Bandung.
Kesimpulan
Pendakian ke Puncak Upas bukan hanya tentang mencapai puncak, tetapi juga menikmati perjalanan, menghargai momen kebersamaan, dan belajar dari orang-orang yang kita temui. Perjalanan ini memberikan pengalaman baru yang mengajarkan banyak hal, dari semangat para lansia hingga indahnya menikmati keajaiban alam.